Syekh Kubah Terbang Yang Suka Makan Keladi (9) *Sebuah mitos yang terdapat di Deli Tua dengan jejak berupa makam*
Minggu, 16 Mei 2021 08:30 WIB
"Saya hanya yaqin bisa bersilat. Dengan izin Allah maka aku bisa bersilat,” kata Achmad sewaktu ditanya teman-temannya.
Begitulah Achmad . Dia sudah tumbuh menjadi lelaki dewasa. Orangnya seperti orang lugu. Memang nyaris tak tahu apa-apa lantaran semua ilmu yang diajarkan padanya, hilang karena lupa. Tetapi lelaki yang kini terkenal dengan sebutan Syekh Kubah Terbang ini, hanya bermodalkan keyakinan saja. Dia haqul yakin bahwa apa yang diajarkan gurunya pastilah kebenaran.
Suatu hari Achmad dicoba oleh gurunya. Gurunya bermaksud mempermainkan keyakinan Achmad . Maka Achmad pun dipanggilnnya.
“Wahai muridku Achmad . Ada satu ilmu yang akan ku berikan kepada mu. Ilmu ini tak ku berikan kepada muridku yang lain. Hanya kepada mu sajalah ilmu ini ku berikan,” kata Syekh Saleh setelah Achmad menghadapnya.
“Hamba tak mampu menerima ilmu wahai guru ku. Apa yang guru ajarkan tak ada yang mampu hamba amalkan. Semuanya hamba lupakan. Jadi tak pantaslah jika hamba menerima titipan ilmu dari guru. Akan berat hamba menjaganya,” kata Achmad .
“Tidak. Ini sudah menjadi keputusan ku,” kata Syekh Saleh.
“Kalau memang sudah begitu kehendak guru, hamba sebagai murid hanya punya keyakinan pastilah ilmu ini sangat berguna dan bisa hamba terapkan,” ujar Achmad .
(Bersambung)