HIKAYAT BURUNG BESAR (1)        Diceritakan kembali oleh: Nasib TS

Selasa, 15 Juni 2021 12:12 WIB

Share
Ist
Ist

Namanya Buyung. Karena badannya yang subur dan bongsor, warga sekitar Desa Pantai Labu akrab memanggil namanya Buyung Besar. Kegemaran bocah itu juga terbilang unik. Beda dengan sesama bocah desa lainnya. Buyung besar suka menyendiri. Mainannya kampak kecil. Dengan membawa kampak kesayangannya itu, Buyung Besar sering memanjat pohon kemudian menatah-natah batang pohon dengan kampaknya.

***

 “Tidak ada paksa dicari-cari. Ada paksa dibuang-buang”. Kalimat mirip syair itu, sering dilantunkan Buyung Besar saat berada di atas pohon sambil menatah pohon dengan kapak kecilnya.

Orangtuanya sempat menanyakan pada Buyung Besar, ihwal maksud syair yang dinyanyikan Buyung Besar itu. Namun setiap kali ditanya begitu, Buyung hanya nyengir tidak memberi jawaban.

 Tabiat aneh Buyung besar membuat orangtuanya gusar. Apalagi kebiasaan aneh itu berlangsung hingga Buyung Besar beranjak remaja. Padahal, sang ibu menginginkan Buyung Besar tumbuh dengan perilaku normal. Wanita itu ingin anaknya menjadi seseorang yang maju berkembang sebagaimana anak-anak lainnya. Ia mengharapkan anak lelakinya itu kelak bisa hidup sukses dan berguna buat orang lain.

 Guna mencapai keinginannya itu, sang ibu membawa Buyung Besar pada Datuk Pengulu agar mendapat bimbingan. Daerah Pantai Labu (pesisir timur Sumatera Utara, sekitar 30 kilometer arah Timur Laut Kota Medan) pada zaman dahulu merupakan kekuasaan seorang pemimpin dengan jabatan Datuk Pengulu yang amat disegani masyarakat. Datuk Pengulu merupakan seorang yang adil bijaksana dan mengayomi rakyatnya.

“Yang Mulia Datuk Pengulu, kami datang keharibaan Datuk menyerahkan anak kami bernama Buyung Besar guna mendapat bimbingan Datuk. Tolonglah kami Datuk, bimbinglah anak kami agar menjadi seorang yang bijaksana lagi berguna,”kata orangtua Buyung Besar.

 “Baiklah saya terima amanahmu. Saya berjanji akan membimbing anakmu si Buyung Besar agar menjadi seorang yang sukses, bijaksana lagi berguna. Percayakan padaku,” kata Datuk Pengulu.

 Sejak saat itu, Buyung Besar dititipkan orangtuanya pada Datuk Pengulu. Resmilah Buyung Besar menjadi murid Datuk Pengulu. Setiap hari Datuk Pengulu tak bosan-bosannya memberi bimbingan pada Buyung Besar berupa ilmu pengetahuan, kepemimpinan dan ilmu perdagangan.

Berkat Bimbingan Datuk Pengulu tabiat Buyung Besar telah berubah menjadi sosok pemuda yang cerdas dan bijaksana serta berpengetahuan.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler