Pandhebhe

Jumat, 6 Agustus 2021 19:40 WIB

Share
Ilustrasi
Ilustrasi

 

Cerpen Karangan: Fairuz Zakyal 'Ibad

Di antara dedaunan yang satu per satu mulai gugur menghiasi sajadah panjang kehidupan, biarlah semua nestapa dan duka runtuh bersama daun terakhir yang jatuh kala penghujung musim gugur tiba, membiarkannya jatuh bergelut abu lalu terinjak oleh kaki-kaki yang sengaja dipijakkan ke bumi, menjadikannya miniatur kehidupan yang hanya bergantung pada usia dan waktu.

Terkadang berteriak penuh kuasa, lalu menangis kemiskinan dengan rintihan tanpa suara, dan terkadang menepuk-nepuk dada bangga lalu cemas dan berharap tanpa ada daya, semuanya terjadi begitu saja sealur dan sejalan dengan takdir Tuhan yang telah tertitahkan lewat setiap denyut nadi nafas kehidupan.

Pada secarik nafas kehidupan, lelaki parobaya itu berdiri di tengah kebimbangan yang sangat. Mereka-reka kembali memoar nestapa yang tanpa henti lalu-lalang dalam kehidupannya. Tanpa henti ia panjatkan doa agar diberi ketabahan atas semua cobaan yang ia derita.

Kiai Syamsul, begitulah lelaki parobaya itu biasa dipanggil. Seorang lelaki yang lebih dari cukup dalam harta untuk membiayai seorang isteri dan empat anak yang ia tanggung, juga seorang lelaki parobaya yang juga dikenal sebagai tokoh masyarakat yang sangat berpegang teguh dan tidak bergeming sedetik pun dalam memegang teguh agama Islam, juga seorang muballigh kondang yang tenar berkat ceramah-ceramahnya yang sarat dengan kontroversi.

Namun, kini ia tertunduk lesu di ruang tunggu pasien salah satu rumah sakit terkemuka dengan perasaan cemas dan harap.

Menutupi wajah yang penuh bimbang dengan kedua tangan sembari bermunajat di antara dinginnya angin malam, juga gemerisik guyuran hujan yang sedari tadi terus menerus Tuhan hujamkan ke bumi.

Ia bermunajat demi kesembuhan puteri bungsunya dengan doa yang tak bisa terjamah oleh rangkaian kata-kata abstrak.

Adalah Safitri, satu-satunya wanita di antara tiga saudaranya yang lain, Syafiq, Salman, Taufiqurrahman.

Halaman
Editor: Ayubbadrin
Contributor: Medan
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler