Mengurai Masalah Penanganan Banjir Untuk Mencapai Medan Bebas Banjir

Selasa, 16 November 2021 19:31 WIB

Share
Jaya Arjuna
Jaya Arjuna

Medan dirancang sebagai kota bebas banjir, karena Belanda sudah membuat kanal saluran drainase sepanjang hampir 200 km. Bukti kanal itu dapat dilihat pada Peta Topografi 1972 dan juga 1977.

Belanda telah menetapkan kawasan Sibolangit hingga Sibayak sebagai kawasan lindung. Untuk menjaga agar Kuala Deli tidak rusak, Belanda memindahkan pelabuhan Kapal dari Kuala Deli ke Labuhan Deli. Kolam pelabuhan kemudian ditempatkan di muara Sungai Belawan.

Untuk menjaga kedalamannya, secara rutin dikeruk dengan menempatkan kapal keruk. Selain erosi, sumber pedangkalan kolam pelabuhan adalah dari padatan pengolahan air PDAM Tirtandi yang berlokasi di Sunggal.

Banjir Medan terjadi karena : Luapan sungai yang airnya berasal dari daerah hulu (Karo dan Deli Serdang) karena sebagai Cagar Alam sudah dirusak. Daerah ini harus direboisasi dan meningkatkan fungsi hutannya sebagai pengatur air.

Humus di lantai hutan daerah hulu Sei Deli dan Belawan sudah terkikis habis. Harus dicari teknologi pengganti fungsi humus ini. Genangan air di wilayah pemukiman kota terjadi karena saluran drainase sudah dipenuhi sedimen.

Sumbatan sedimen terutama pada saluran tertier tertutup, mengakibatkan aliran air jadi terhenti dan meluap ke jalan. Banjir ROB di Belawan terjadi karena muara Sei Deli yang disebut Kuala Deli sudah dipenuhi sedimen.

Sumber sedimen terutama akibat pekerjaan Normalisasi Sei Deli yang dilakukan dengan membangun tanggul kiri kanan sungai, mulai dari daerah kantor Walikota hingga ke Belawan. Pekerjaan pembangunan tanggul dimulai  tahun 1987 dan selesai tahun 1902.

Selain karena pembuatan tanggul juga karena banyaknya padatan yang masuk terutama pada waktu hujan, dan juga buangan sampah. Banjir Rob mulai terjadi awal tahun 2000.

Tahun 2010 Kuala Deli tertutup sedimen hingga 80%. Tahun 2021 sedimen sudah makin  memenuhi Kuala Deli, sehingga air laut naik ke daratan.Saat ini banjir Rob sudah merendam sebagian besar Kota Belawan.

Air Rob lama surut karena drainase daerah Kota Belawan juga tidak berfungsi dengan baik karena dipenuhi  sedimen. Sejak kanal dibangun Belanda sampai saat ini, pekerjaan perawatan badan air saluran drainase seperti pengerukan sedimen tidak dilakukan dengan baik dan efektif.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler