Gunung Semeru Tiba-tiba Meletus, Ini Penyebabnya

Minggu, 5 Desember 2021 12:54 WIB

Share

JAKARTA, SUMUT.POSKOTA.CO.ID

Letusan Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021 sore, berkaitan dengan curah hujan tinggi di sekitar puncak gunung. Sehingga menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Eko Budi Lelono, itu menyebabkan runtuhnya bibir lava yang memicu adanya erupsi.

"Kelihatannya memang ada kaitan dengan curah hujan tinggi, sehingga menyebabkan runtuhnya bibir lava itu sehingga memicu adanya erupsi, atau ada guguran awan panas," kata Eko dalam konferensi pers terkait erupsi Gunung Semeru yang dipantau secara daring di Jakarta, Sabtu 4 Desember 2021.

Melansir dari berbagai sumber, Minggu 5 Desember 2021, Eko menerangkan, letusan Gunung Semeru kemungkinan besar dari faktor eksternal, yaitu curah hujan tinggi. Hal itu karena catatan kegempaan relatif rendah dan aktivitasi suplai magma dan material sepanjang November. Dan sejak tanggal 1 hingga 3 Desember 2021 tidak mengalami perubahan yang signifikan.

"Dari sisi kegempaan ini relatif rendah, tidak ada asosiasi dengan peningkatan adanya supply magma atau batuan permukaan. Aktivitas Gunung Semeru ini sebetulnya tidak ada aktivitas yang berlebihan dari kegempaan yang memperlihatkan adanya supply magma itu relatif biasa saja seperti sebelum-sebelumnya," kata Eko.

Dia mengatakan timnya di pos pengamatan di lapangan memonitor aktivitas Gunung Semeru selama 24 jam untuk mengamati bila sewaktu-waktu terjadi peningkatan.

"Kalau sewaktu-waktu ada peningkatan dari aktivitas Gunung Semeru nanti akan kami informasikan, koordinasikan pada bapak ibu dari BPBD, BNPB dan pemerintah daerah supaya bisa mengantisipasi tindakan selanjutnya," katanya.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Dusun Poncokusumo melaporkan kronologi kejadian guguran awan panas Gunung Semeru tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 mm.

"Pada pukul 15.10 WIB Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Desa Besuk Kobokan beraroma belerang," kata Kepala BNPB Suharyanto.

Berdasarkan catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi, kata Suharyanto, guguran lava pijar teramati 500 sampai 800 meter dengan pusat guguran kurang lebih 500 meter di bawah kawah.*

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler