Penerima Suguh Hati Dari PTPN III Kebun Diintimidasi Penggarap, Korban Lapor Polisi
Sabtu, 26 November 2022 12:53 WIB
SIMALUNGUN,SUMUT.POSKOTA.CO.ID - PTPN III Kebun Bangun Afd IV (empat) tepatnya berada di Kelurahan Bah Kapul dan Kelurahan Gurilla, Kecamatan Siantar Sitalasari, selama ini mengelontorkan miliyaran rupiah untuk suguh hati (tali asih) kepada ratusan Kepala Keluarga Penggarap yang akhirnya bersedia meninggalkan rumah serta lahan garapannya dari lahan Hak Guna Usaha(HGU).
Dari beberapa warga penggarap yang masih tetap menolak suguh hati, dan bahkan melakukan intimidasi ke warga penggarap yang sudah menerima suguh hati, membuat pemilik bangunan kecewa dengan aksi sejumlah warga itu dan memilih untuk melaporkan hal tersebut ke Polres Siantar.
Aksi Intimidasi dilakukan berupa pengrusakan dengan cara membanting jendela rumah dan menendang pintu rumah milik Dippos Pasaribu dan Parlindungan Simanjuntak.
"Kami penerima suguh hati diintimidasi, barang-barang dalam rumah itu sudah dibawa, ada barang yang mau kami bongkar," kata Dippos saat ditanyai di Kantor Afdeling IV, Kebun Bangun, Jumat25 November 2022.
Doni Manurung, Asisten Personalia Kebun (APK) PTPN III Kebun Bangun, menanggapi hal ini mengatakan, menyayangkan sikap aksi intimidasi yang terjadi, dan memastikan kalau pihaknya tidak pernah memaksa masyarakat untuk menerima suguh hati yang ditawarkan.
"Sangat kecewa kita dengan intimidasi dari masyarakat penggarap yang menolak suguh hati. Mereka datang tidak ada paksaan, setelah menerima suguh hati mereka berangkat dengan membawa uang suguh hati. Ada masyarakat yang membongkar bangunannya sendiri serta mengambil barang yang mereka anggap masih bisa dimanfaatkan," sebut Doni.
Dikatakannya, saat ini sudah 71 rumah sudah dirobohkan dengan persentase sekitar 95 persen dari lahan yang selama ini dikuasai masyarakat seluas 66,6 hektar.
"63 hektar lahan yang sudah kita bersihkan, dari hasil identifikasi ada beberapa orang yang sebelumnya tidak pernah berada di garapan. Namun mereka bergabung dengan masyarakat yang menolak suguh hati, seolah-olah mereka adalah massa kiriman,"terangnya.
Sementara Kapolres Siantar, AKBP Fernando menyebutkan, hingga saat ini pihaknya sudah menerima laporan dari warga yang rumahnya dirusak oleh sejumlah orang.
'Benar ada laporan warga, namun saya belum kroscek langsung ke SPKT,” ungkap perwira dua melati emas ini kepada awak media usai apel pasukan pengamanan.