Sejarah Sosok Seniman Lily Suheiry Berakhir di 'Araskabu'

Jagoan Tanah 600 (11) , Cerita : Ayub Hamzah Fahreza, Lilik memandangi wajah sahabatnya itu, Dia pun bingung, Dia ibarat memakan buah simalakama, Tak dimakan mati ayah, dimakan mati emak, Tetapi jika tak diambil sikap, maka Imbalo akan dihajar, Bahar dan kelompoknya,

Jagoan Tanah 600 (10), Cerita : Ayub Hamzah Fahreza, Ini hari Senin, Di sekolah itu, anak-anak sudah berbaris rapih, Hari ini upacara kenaikan bendera, Semua anak mengikuti upacara ,dengan hikmat, Usai upacara, semua masuk kelas ,dan belajar seperti biasa,

Jagoan Tanah 600 (9) , Cerita : Ayub Hamzah Fahreza, Tak lama sebuah mobil mewah, menjemput Bahar, Lalu mereka hilang ,ditelan keramaian Kota Medan,

Jagoan Tanah 600 (6), Cerita : Ayub Hamzah Fahreza, Tetapi setelah kepergian, Ravika, Susanti dan Ucok, tiba-tiba Bahar ,dan ganknya muncul, Hari ini hari Sabtu, anak-anak cepat pulang,

Jagoan Tanah 600 (6), Cerita : Ayub Hamzah Fahreza, Wah kau paham betul ,adat-istiadat Melayu Lik? , timpal Ravika,

Jagoan Tanah 600 (6) , Cerita : Ayub Hamzah , Udah tak usah kerjai-kerjai, terima saja tantangannya berkelahi, kau kan pesilat Lik, Silat Melayu lagi, kata Imbalo,

Jagoan Tanah 600 (4), Cerita : Ayub Hamzah Fahreza, Besoknya tiba-tiba, Lilik dihukum ,berdiri di bawah tiang bendera, lantaran ibu kantin mengadu, pada kepala sekolah, Lilik tidak membayar jajanan, yang dimakan Bahar ,dan kelompoknya kemarin,

Jagoan Tanah 600 (4) Cerita : Ayub Hamzah , Amoy adalah panggilan, untuk wanita keturunan ,Tionghoa di Medan, Anak-anak warga Tionghoa ,jarang bersekolah di SD negeri, Baru Susantilah ,yang sekolah di SD negeri, Itupun lantaran, keluarga Susanti sudah Muslim, Ayah Susanti mualaf,

Jagoan Tanah 600 (3) Cerita : Ayub Hamzah F, Di sekolah, bel tanda istirahat berbunyi, Anak-anak berhamburan ke luar kelas, Tampak Bahar, Dafa, Eji, Thomson dan Buyung, sedang berkumpul, Mereka menuju kantin, Bahar selalu mentraktir mereka, Itulah pengikut-pengikut Bahar,

Jagoan Tanah 600 (2) , Cerita Ayub Hamzah Fahreza, Jangan beli pada, anak gembel itu Pa, Nanti kita beli ,di toko buku saja Pa, di mall, Ih gak level amat, beli koran dengan anak kek gitu Pa, Liat tangannya saja item, kata Bahar melarang Papanya,

Jagoan Tanah 600 (1) , Cerita : Ayub Hamzah Fahreza, Cerita bersambung untuk anak, Langit di Kota Medan cerah, Panas membakar kepala, seorang bocah yang tengah ,menjajakan koran, Simpang Gatot Subroto tempatnya,

Gagara Pandemi Covid-19, Seba Baduy ,Kembali Digelar Secara Tertutup, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lebak, menegaskan pelaksanaan ,festival budaya Seba Baduy, pada tahun 2021,akan digelar secara tertutup lagi,

Syekh Kubah Terbang, Yang Suka Makan Keladi (13), Sebuah mitos , yang terdapat di Deli Tua, dengan jejak berupa makam,

Syekh Kubah Terbang, Yang Suka Makan Keladi (12), Sebuah mitos, yang terdapat di Deli Tua ,dengan jejak berupa makam, Besoknya diiringi sahabat-sahabatnya, Achmad pulang ke kampung, di Labuan Deli, Tetapi karena sesuatu dan lain hal, Achmad akhirnya, menetap di Langkat,

Syekh Kubah Terbang, Yang Suka Makan Keladi (11), Sebuah mitos , yang terdapat di Deli Tua , dengan jejak berupa makam, Syekh Saleh , besoknya berangkat ke Mekkah, dengan menggunakan kapal laut, Pesantren pun diamanahkan, kepada mereka ber enam, termasuk Achmad ,

JAKARTA, POSKOTA.SUMUT.CO.ID Ada sebuah kisah unik yang datang dari salah seorang pria lansia asal Zimbabwe. Pria lansia bernama Nyandoro ini m

Syekh Kubah Terbang , Yang Suka Makan Keladi (10), Sebuah mitos , yang terdapat di Deli Tua, dengan jejak berupa makam, Syekh Saleh tersenyum, Dia sendiri hanya bercanda saja, karena ilmu ini pun sebenarnya tak mungkin ada, Baiklah Achmad , engkau sudah bisa ,menerapkan ilmu itu,

Syekh Kubah Terbang, Yang Suka Makan Keladi (9), Sebuah mitos yang terdapat, di Deli Tua, dengan jejak berupa makam, Saya hanya yaqin bisa bersilat, Dengan izin Allah, maka aku bisa bersilat, kata Achmad,

suka duduk di dahan pohon-pohon besar, Di situ dia terkadang tertidur, Atau makan keladi kegemarannya, Namun yang teman-temannya tak tahu, ternyata Achmad, pindah dari satu pohon besar, ke pohon besar lain,

Hari pertama di pesantren itu, Achmad sudah nampak sebagai murid yang rajin. Tetapi Achmad pelupa. Apa yang diajarkan gurunya, ia selalu lupa. Tetapi entah bagaimana, jika tiba tiba disuruh berdoa, maka bacaan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Bahkan bacaanya sangat bagus. Tuan guru Syek